ramalan

SELAMAT DATANG DI HOUSE OF AJIKAE

Sabtu, 29 September 2012

BAGI YANG MAU BERANGKAT HAJI, SEBAIKNYA BACA KISAH INI DULU


Salah seorang murid Syaikh Syibli rah.a. baru
pulang dari menunaikan ibadah haji. Maka
Syaikh Syibli rah.a. mengajukan beberapa
pertanyaan. Si murid menceritakan bahwa
Syaikh bertanya kepadanya, “Apakah engkau
telah berniat kuat untuk menunaikan haji?” Saya menjawab, “Ya, saya telah berniat kuat
menunaikan haji.” Syaikh bertanya, “Apakah

engkau juga berniat untuk meninggalkan semua
kehendak-kehendakmu sejak engkau lahir
sampai hari ini yang bertentangan dengan
ibadah haji?” Saya menjawab, “Tidak, saya tidak berniat seperti itu.” Syaikh berkata,
“Kalau begitu engkau belum berniat haji.”
Syaikh bertanya, “Apakah engkau melepaskan
pakaian yang ada di badanmu ketika engkau
mengenakan pakaian ihram?” Saya menjawab,
“Ya, saya telah melepaskan semua pakaian yang saya kenakan.” Syaikh bertanya, “Apakah
engkau telah memisahkan segala sesuatu selain
Allah swt. dari dirimu ketika itu?” Saya
menjawab, “Tidak.” Syaikh berkata, “Lalu apa
gunanya melepaskan pakaian?” Syaikh
bertanya, “Apakah engkau telah bersuci dengan berwudhu dan mandi?” Saya menjawab, “Ya,
saya benar-benar telah bersuci.” Syaikh
bertanya, “Pada waktu itu, apakah engkau
telah bersih dari segala macam kotoran dan
kesalahan?” Saya menjawab, “Kalau yang itu,
belum.” Syaikh berkata, “Lalu, kesucian macam apa yang telah engkau hasilkan?”
Syaikh bertanya, "Apakah engkau mengucapkan
Labbaik?" Saya menjawab, "Ya, saya telah
mengucapkan Labbaik." Syaikh bertanya,
"Apakah engkau mendapat jawaban Labbaik?"
Saya menjawab, "Tidak, saya tidak mendengar jawabannya." Syaikh berkata, "Kalau begitu,
engkau belum mengucapkan Labbaik." Syaikh
bertanya, "Apakah engkau telah masuk ke tanah
Haram?" Saya menjawab, "Ya, saya telah
masuk ke tanah Haram." Syaikh bertanya,
"Apakah pada waktu itu engkau telah berazam untuk meninggalkan semua perkara yang haram
untuk selama-lamanya?" Saya menjawab,
"Kalau yang itu saya belum melakukannya."
Syaikh bertanya, "Kalau begitu, engkau belum
masuk di tanah Haram." Syaikh berkata,
"Apakah engkau telah mengunjungi Makkah?" Saya menjawab, "Ya, saya telah
mengunjunginya." Syaikh bertanya, "Apakah
pada waktu itu engkau ingat kampung akhirat?"
Saya menjawab, "Tidak." Syaikh berkata,
"Kalau begitu engkau belum mengunjungi
Makkah." Syaikh bertanya, "Apakah engkau telah masuk di Masjidil Haram?" Saya
menjawab, "Ya, saya telah masuk di Masjidil-
Haram." Syaikh bertanya, "Apakah pada saat
itu engkau merasa masuk di dekat Allah swt.?"
Saya menjawab, "Saya tidak merasa." Syaikh
berkata, "Berarti engkau belum masuk di Masjidil-Haram." Syaikh bertanya, "Apakah
engkau telah datang di Ka'bah?" Saya
menjawab, "Ya, saya telah datang di Ka'bah."
Syaikh bertanya, "Apakah engkau melihat
sesuatu yang karenanya engkau mendatangi
Ka'bah?" Saya menjawab, "Saya tidak melihatnya." Syaikh berkata, "Kalau begitu
engkau belum melihat Ka'bah." Syaikh
bertanya, "Apakah engkau telah melakukan
Raml di dalam Thawaf?" (Raml adalah cara
berlarian yang khusus). Saya menjawab, "Ya,
saya melakukannya." Syaikh bertanya, "Apakah dalam berlarian itu engkau telah lari dari
dunia sehingga engkau merasa bahwa engkau
telah terlepas dari dunia?" Saya menjawab,
"Saya belum merasakannya." Syaikh berkata,
"Kalau begitu engkau belum melakukan Raml."
Syaikh bertanya, "Apakah engkau telah mencium Hajar-Aswad dengan meletakkan
tangan di atasnya?" Saya menjawab, "Ya, saya
telah melakukannya." Maka Syaikh merasa
ketakutan dan keluar dari mulutnya suara aah
yang panjang. Lalu ia berkata, "Celaka,
tahukah engkau bahwa barang siapa yang mencium Hajar Aswad dengan meletakkan
tangan di atasnya, seakan-akan ia telah
bersalaman dengan Allah swt.. Dan barang
siapa yang diajak bersalaman oleh Allah swt.,
ia dalam keadaan aman dari segala arah. Lalu
apakah telah tampak kesan keamanan pada dirimu?" Saya berkata, "Tidak tampak pada
diri saya kesan keamanan itu." Syaikh berkata,
"Berarti engkau belum meletakkan tanganmu di
atas Hajar Aswad." Syaikh bertanya, "Apakah
engkau telah mengerjakan shalat sunah dua
rakaat di Maqam Ibrahim?" Saya menjawab, "Ya, saya telah mengerjakannya." Syaikh
bertanya, "Pada saat itu engkau telah sampai di
martabat yang tinggi di hadapan Allah swt.,
apakah engkau telah menunaikan hak dari
martabat itu, dan apakah engkau telah
menyempurnakan maksud yang menjadikan engkau berdiri di tempat itu?" Saya menjawab,
"Saya tidak melakukan apa-apa." Syaikh
berkata, "Kalau begitu engkau belum
mengerjakan shalat dua rakaat di Maqam
Ibrahim." Syaikh bertanya, "Apakah engkau
naik ke bukit Shafa ketika melakukan Sa'i antara Shafa dan Marwah?" Saya menjawab,
"Ya, saya telah naik di bukit Shafa." Syaikh
bertanya, "Apa yang engkau lakukan di sana?"
Saya menjawab, "Saya mengucapkan takbir
sebanyak 7 (tujuh) kali dan berdoa supaya haji
saya diterima." Syaikh bertanya, "Apakah para malaikat mengucapkan takbir bersama ucapan
takbirmu dan apakah mau menyadari akan
hakikat takbirmu?" Saya menjawab, "Tidak."
Syaikh berkata, "Berarti engkau belum
mengucapkan takbir." Syaikh bertanya, "Apakah
engkau telah turun dari Shafa?" Saya menjawab, "Ya, saya turun darinya." Syaikh
bertanya, "Apakah pada waktu itu engkau telah
bersih dari segala keburukan?" Saya
menjawab, 'Tidak." Syaikh berkata, "Engkau
belum naik di bukit Shafa dan belum turun
darinya." Syaikh bertanya, "Apakah engkau berlari antara Shafa dan Marwah?" Saya
menjawab, "Ya." Syaikh bertanya, "Pada waktu
itu apakah engkau telah berlari dari segala
sesuatu dan telah sampai kepada Allah swt..
(Kemungkinan menunjuk kepada ayat dalam
surat Syuara' yang menerangkan kisah Nabi Musa a.s. "Aku lari darimu apabila aku takut
kepadamu." dan "Dan berlarilah menuju
Allah.") Saya menjawab, "Tidak." Syaikh
berkata, "Engkau belum berlari antara Shafa
dan Marwah." Syaikh bertanya, "Apakah
engkau telah naik di bukti Marwah?" Saya menjawab, "Ya, saya telah naik di atasnya."
Syaikh bertanya, "Apakah sakinah turun ke
atasmu dan engkau mendapatkan sakinah
secara sempurna?" Saya menjawab, "Tidak."
Syaikh berkata, "Engkau belum naik ke atas
bukit Marwah." Syaikh bertanya, "Apakah di sana engkau telah menumpahkan harapan
kepada Allah swt. yang tidak disertai dengan
perbuatan dosa?" Saya menjawab, "Itu belum
bisa." Syaikh berkata, "Engkau belum pergi ke
Mina." Syaikh bertanya, "Apakah engkau telah
masuk di Masjid Khaif (yang berada di Mina)?" Saya menjawab, "Ya, saya masuk di
dalamnya." Syaikh bertanya, "Apakah engkau
pada waktu itu merasa takut kepada Allah swt.
yang tidak pernah engkau rasakan pada saat
yang lain?" Saya menjawab, "Tidak." Syaikh
berkata, "Engkau belum masuk di masjid Khaif." Syaikh bertanya, "Apakah engkau telah
sampai di padang Arafah?" Saya menjawab,
"Ya, saya sampai di sana." Syaikh bertanya,
"Waktu di sana, apakah engkau mengetahui apa
maksudnya engkau datang di dunia, apa yang
sedang engkau kerjakan, dan sekarang mau pergi ke mana, dan apakah engkau mengenali
perkara-perkara yang mengingatkan keadaan
itu?" Saya menjawab, "Tidak." Syaikh berkata,
"Engkau juga belum pergi ke Arafah." Syaikh
bertanya, "Apakah engkau telah pergi ke
Muzdalifah?" Saya menjawab, "Ya, saya telah pergi ke sana." Syaikh bertanya, "Apakah
engkau di sana berdzikir kepada Allah swt.
sedemikian rupa sehingga selain Allah swt.
terlupakan?" (Sebagaimana yang telah
disebutkan oleh ayat "Dan ingatlah Allah di
Masy'aril Haram.)" Saya menjawab, "Saya tidak melakukan seperti itu." Syaikh berkata,
"Kalau begitu engkau tidak sampai di
Muzdalifah." Syaikh bertanya, "Apakah engkau
menyembelih binatang kurban di Mina?" Saya
menjawab, "Ya." Syaikh bertanya, "Apakah
pada waktu itu engkau telah menyembelih nafsumu?" Saya menjawab, "Tidak." Syaikh berkata, "Berarti engkau belum
menyembelih binatang kurban." Syaikh
bertanya, "Apakah engkau telah melempar
Jumrah (melempar syaitan dengan kerikil)?"
Saya menjawab, "Ya, saya telah melempar
Jumrah." Syaikh bertanya, "Bersamaan dengan setiap batu apakah engkau telah melemparkan
satu kejahilanmu yang lalu dan merasakan
bertambahnya ilmu?" Saya menjawab, "Tidak."
Syaikh berkata, "Engkau juga belum melempar
Jumrah." Syaikh bertanya, "Apakah engkau
telah melakukan Thawaf Ifadhah?" Saya menjawab, "Ya, saya telah melakukannya."
Syaikh bertanya, "Pada waktu itu adakah suatu
hakikat terbuka ke atasmu, dan apakah telah
turun ke atasmu kehormatan dan jamuan dari
Allah swt.?, karena Rasulullah saw. bersabda,
"Orang yang pergi haji dan Umrah adalah orang yang menziarahi Allah swt.. Dan orang
yang diziarahi punya kewajiban
untukmenuliskan dan menghormati orang-orang
yang menziarahinya." Saya menjawab, "Tidak
ada sesuatu hakikat yang terbuka kepada saya."
Syaikh berkata, "Engkau juga belum melakukan Thawaf Ifadhah." Syaikh bertanya, "Apakah
engkau telah bertahallul? (Tahallul adalah
melepaskan pakaian ihram). Saya menjawab,
"Ya, saya telah bertahallul." Syaikh berkata,
"Engkau juga belum bertahallul." Syaikh
bertanya, "Apakah engkau telah melakukan Thawaf Wada'?" Saya menjawab, "Ya, saya
telah melakukannya." Syaikh bertanya,
"Apakah waktu itu engkau telah mengucapkan
selamat tinggal dengan sepenuhnya kepada jiwa
ragamu (hawa nafsumu)?" Saya menjawab,
"Tidak." Syaikh berkata, "Engkau belum melakukan Thawaf Wada'." Kemudian Syaikh
berkata, "Pergi hajilah kembali, dan
tunaikanlah haji sebagaimana yang telah saya
terangkan kepadamu secara terperinci tadi."
Saya mengutip kisah yang panjang ini agar
orang-orang mengetahui bagaimanakah hajinya para wali Allah. Semoga Allah swt. dengan
limpahan karunia dan rahmat-Nya
mengaruniakan kepada hamba yang hina ini
haji yang seperti itu. Aamiin.

2 komentar:

  1. SAYA IBU RINA SEORANG TKI DI SINGAPURA PENGEN PULANG KE INDO TAPI GAK ADA ONGKOS SEMPAT SAYA PUTUS ASAH APALAGI DENGAN KEADAAN SUSAH GAJI ITUPUN SELALU DI KIRIMKAN ORANG TUA DI KAMPUNG SEDANGKAN HUTANG BANYAK KEBETULAN SAYA BUKA-BUKA INTERNET MENDAPATKAN NOMOR MBAH UNTUNG KATANYA BISA BANTU ORANG MELUNASI HUTANG MELALUI JALAN TOGEL DENGAN KEADAAN SUSAH TERPAKSA SAYA HUBUNGI DAN MINTA ANGKA BOCORAN SINGAPURA ANGKA YANG DI BERIKAN MBAH UNTUNG 4D TERNYATA BETUL-BETUL TEMBUS 100% BAGI SAUDARAH-SAUDARAH DI INDO MAUPUN DI LUAR NEGERI APA BILA PUNYA MASALAH HUTANG SUDAH LAMA BELUM LUNAS JANGAN PUTUS ASAH BELIAU BISA MEMBANTU MERINGANKAN MASALAH INI NOMOR HP: (-085-212-526-999-) MBAH UNTUNG DEMI KIAN KISAH NYATA DARI SAYA TAMPAH REKAYASA ATAU SILAHKAN BUKTIKAN SENDIRI..

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya ibu irma seorang TKI DI SINGAPURA
      pengen pulang ke indo tapi gak ada ongkos
      sempat saya putus asah apalagi dengan keadaan susah
      gaji suami itupun buat makan sedangkan hutang banyak
      kebetulan saya buka-bukan internet mendapatkan
      nomor MBAH SERO katanya bisa bantu orang melunasi hutang
      melalui jalan TOGEL dengan keadaan susah terpaksa saya
      hubungi dan minta angka bocoran SINGAPURA
      angka yang di berikan 4D yaitu 6377 TGL 01-09-2016
      ternyata betul-betul tembus 100% alhamdulillah dapat Rp.250.juta
      bagi saudarah-saudara di indo mau di luar negeri
      apabila punya masalah hutang sudah lama belum lunas
      jangan putus asah beliau bisa membantu meringankan masalah
      ini nomor hp -> (-082-370-357-999-) MBAH SERO
      demikian kisah nyata dari saya tampah rekayasa
      atau silahkan buktikan sendiri..

      Hapus